Hi, Hubungi Kami

CUSTOMER SUPPORT

021 - 5982207

ppsdmhubud@dephub.go.id

GELAR CERAMAH UMUM WAWASAN KEBANGSAAN, KEPALA PPSDMPU : ASN DAN TARUNA TRANSPORTASI DI LINGKUNGAN PPSDMPU HARUS MENJADI PEMERSATU BANGSA

image
Gina

Aparatur Sipil Negara (ASN) dan Taruna Transportasi di Lingkungan Pusat Pengembangan SDM Perhubungan Udara (PPSDMPU) mengikuti Ceramah Umum “Wawasan Kebangsaan Dalam Rangka Pencegahan Paham Radikal Terorisme” yang dilaksanakan oleh PPSDMPU pada Selasa tanggal 19 Oktober 2021 secara virtual dengan mengundang Narasumber Bapak Sujatmiko yang merupakan Kasubdit Kontra Propaganda Pencegahan Badan Nasional Penaggulangan Terorisme (BNPT).

Hal ini digelar mengingat di era globalisasi saat ini sangat penting menanamkan wawasan kebangsaan yang kuat pada diri generasi muda sehingga secara sadar muncul semangat atau dorongan diri yang kuat untuk cinta tanah air, membela, dan menjaga keutuhan NKRI. Karena generasi muda merupakan sumber daya manusia yang potensial di masa yang akan datang dan perlu dipersiapkan untuk dapat berprestasi dan memberikan bakti nyata bagi pembangunan Bangsa dan Negara.

Wawasan kebangsaan itu sendiri merupakan cara pandang bangsa Indonesia mengenai diri dan lingkungan yang mengutamakan kesatuan dan persatuan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Dan Indonesia sebagai negara multikultural yang terdiri dari beragam suku, budaya dan bahasa, harus terus mampu melestarikan perbedaan dan menjaga keutuhan bangsa dengan terus berpegang pada Pancasila sebagai ideologi Bangsa.

Hal ini pun disampaikan oleh Kepala PPSDMPU Bapak Dr. Ir. Heri Sudarmaji, DEA, QIA saat membuka kegiatan Ceramah Umum. Beliau berpesan agar kita sebagai anak bangsa mampu menciptakan kehidupan yang rukun dan damai, saling menghormati serta menghargai sesama manusia. “Sebagai ASN dan Taruna Transportasi Udara, kita harus menjadi pemersatu bangsa” ucap Kepala PPSDMPU.

Tema pencegahan paham radikal terorisme sendiri diambil karena isu mengenai paham radikalisme menjadi salah satu isu yang perlu menjadi perhatian bagi bangsa Indonesia karena radikalisme sendiri merupakan paham yang menginginkan perubahan atau pembaharuan pada sistem sosial dan politik dengan menggunakan cara-cara kekerasan/ekstrim.

Yang terjadi di Indonesia saat ini adalah paham radikalisme yang merupakan bentuk paham atau ideologi yang bertentangan dengan Pancasila. Padahal dapat diketahui bersama bahwa Pancasila yang merupakan ideologi bangsa harus dipegang bersama agar negara tetap kuat sehingga tidak menimbulkan perpecahan.

Dengan mengundang Narasumber dari BNPT, Bapak Sujatmiko menyampaikan materi beserta contoh kasusnya dari mulai potensi dan ancaman radikal terorisme, kebijakan dan strategi penanggulangan terorisme serta upaya yang dilakukan sebagai pencegahan.

Bapak Sujatmiko secara jelas menyampaikan bahwa saat ini muncul paham radikalisme ideologi Transnasional yang berkeinginan untuk mengganti ideologi bangsa dengan ideologi agama. Dengan mengatasnamakan agama padahal menginginkan perubahan yang dipolitisasi untuk tujuan tertentu.

Menanggapi hal tersebut, beliau menegaskan bahwa keagamaan dan pemerintahan justru saling mendukung dan berdampingan. Sehingga justru menciptakan persatuan dan kesatuan atas perbedaan yang ada dan menghargai kearifan lokal.

Salah satu pola yang dilakukan dalam menyebarkan paham radikalisme dan terorisme adalah dengan brain washing. Pola dimana membuat seseorang dengan kurangnya pemahaman terhadap sesuatu hal sehingga dapat dengan mudah membenarkan dan mengikuti paham tersebut.

Penyebaran paham ini sudah dilakukan melalui keluarga, sekolah/kampus, dunia maya, bahkan ada e-book yang berisi paham radikalisme dan terorisme. Bahkan dari fakta dan data yang didapat dari hasil survei nasional terhadap potensi paham radikalisme di masyarakat, sudah cukup banyak yang terpengaruh dan mengikuti paham radikalisme dan terorisme.

Di zaman serba teknologi ini, media internet dan media sosial menjadi media yang strategis untuk digunakan dalam penyebaran paham radikalisme dan terorisme dengan menyasar pada generasi muda. Berdasarkan informasi selama pandemi covid-19 ini, kelompok radikal memaksimalkan aktifitas daring dengan aktif melakukan propaganda untuk menyebarkan paham tersebut. Oleh karena itu, generasi muda dan masyarakat harus militan dalam menangkal hoaks dan propaganda, serta aktif menyebarkan persatuan dan toleransi terutama di dunia maya.

Generasi muda saat ini harus berhati-hati dalam berselancar di dunia maya serta tidak mudah percaya pada informasi yang disebar melalui media-media tersebut. Selain itu, upaya pencegahan terhadap paham radikal ini adalah generasi muda dan masyarakat harus memperbanyak dan memperkaya pengetahuan serta menjaga kearifan lokal secara keseluruhan bersama untuk menangkal radikalisme dan terorisme.

Di akhir ceramah umum, Bapak Sujatmiko dari BNPT berpesan kepada para mahasiswa/taruna dalam membendung paham kekerasan dan terorisme antara lain :

  1. Perkuat wawasan keagamaan dengan moderasi beragama yang moderat, inklusif (terbuka terhadap pemikiran), dan Rahmatan Lil’alamin;
  2. Perkuat wawasan kebangsaan dengan menanamkan rasa nasionalisme dan pengalaman Pancasila dan kecintaan tanah air;
  3. Percaya wawasan keagamaan dan mendalaminya melalui sumber/tokoh terpercaya dan populer;
  4. Bentengi keyakinan diri dengan selalu waspada terhadap provokasi, hasutan dan pola rekruitmen teroris baik di kampus, lingkungan masyarakat maupun dunia maya; dan
  5. Membangun jejaring dengan komunitas damai baik offline maupun online untuk menambah wawasan dan pengetahuan.

Dalam menghadapi tantangan tersebut, Indonesia telah melakukan penguatan pada isu penanggulangan terorisme melalui Kebijakan Nasional berdasarkan Undang – Undang Nomor 5 Tahun 2018.

Mari bersama membangun harmoni bangsa..!!! Mari kita cegah radikalisme dan terorisme..!!!